Sampai saat ini, ada banyak sekali cara yang dapat dilakukan untuk mendapatkan jodoh. Mulai dari menggunakan situs-situs di internet, aplikasi-aplikasi di smartphone dan tak ketinggalan pula acara bertema sama yang sering disiarkan di televisi-televisi.
Jauh sebelum adanya situs, aplikasi dan ajang pencarian jodoh di televisi, Indonesia sudah terlebih dahulu mempunyai cara untuk mendapatkan jodoh. Bahkan hal itu sudah menjadi sebuah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. Berikut adalah pemaparan lebih lengkapnya.
Dalam prosesinya, peserta akan dibagi menjadi dua kelompok yakni laki-laki dan perempuan. Dalam setiap kelompok ada satu orang yang digendong ke atas, yang kemudian mereka akan digiring agar dapat saling bertemu dan berhadapan. Saat sudah berhadapan, peserta yang diangkat tadi akan berpelukan atau berciuman sembari disirami air oleh peserta lainnya.
Ada sebuah kepercayaan yang dapat dilihat dari hiasan bunga tadi. Jika bunga tersebut tampak layu, itu tandanya gadis tersebut sudah tidak perawan lagi. Tradisi ini sebenarnya sebuah acara syukuran para petani menjelang dimulai masa panen. Para gadis dan jejaka dilibatkan di sini bertujuan agar mereka bisa meneruskan budaya agraris dari para generasi sebelumnya.
Tradisi yang dilaksanakan setiap malam peringatan maulid nabi ini, sudah dilakukan secara turun-temurun dan masih dipertahankan hingga saat ini. Biasanya saat malam itu, akan diramaikan oleh pawai yang keliling desa. Gredoan artinya adalah menggoda, ya para pria menggoda wanita incarannya dengan cara yang sopan tentunya.
Mereka akan berbaur, berkenalan bahkan sang pria boleh langsung melamar seorang wanita jika memang sudah merasa cocok. Namun ada juga yang setelah berkenalan, sang pria akan mengajak wanita jalan-jalan ataupun makan bersama. Setelah itu, sang wanita akan diantar pulang kemudian dilamar untuk dijadikan tunangan.
Karena mengandung nilai kekerasan, tradisi Barempuk sempat dibekukan oleh pemerintah setempat. Karena sering terjadi perkelahian yang berkelanjutan setelah acara selesai. Namun saat ini, tradisi tersebut sudah mulai dijalankan lagi oleh masyarakat Sumbawa.
Saat tradisi ini berlangsung, para pria boleh membeli makanan atau minuman yang dijual oleh salah satu wanita. Mulai dari itu, diharapkan keduanya dapat saling mengenal satu sama lain dan dapat melanjutkan hubungan ke pelaminan. Selama acara berlangsung, tradisi Kabuenga diiringi oleh musik tradisional.
Para pria yang hadir dalam acara ini akan berputar mengelilingi barisan para wanita tadi sambil melempar kacang ke arah wanita incarannya. Tradisi yang bernama Kamomose ini dilakukan sebagai ajang perkenalan para pemuda dan pemudi. Setelah itu, mereka bisa memilih untuk melanjutkan ke perkenalan selanjutnya atau tidak.
Jadi itulah readers, keunikan cara mencari jodoh yang ada di Indonesia. Ini merupakan tradisi-tradisi yang telah dipertahankan secara turun-temurun. Kamu yang masih sendiri dan ingin segera mendapatkan pasangan, tertarikkah untuk mencoba mengikuti salah satu tradisi yang di atas tadi readers?
(sumber)
Jauh sebelum adanya situs, aplikasi dan ajang pencarian jodoh di televisi, Indonesia sudah terlebih dahulu mempunyai cara untuk mendapatkan jodoh. Bahkan hal itu sudah menjadi sebuah tradisi yang dilakukan secara turun-temurun. Berikut adalah pemaparan lebih lengkapnya.
1. Omed-Omedan, Bali
Salah satu tradisi untuk mendapatkan jodoh yang paling dikenal di Indonesia adalah �Omed-Omedan�. Sebuah tradisi yang berasal dari Bali ini sudah dilakukan secara turun-temurun. Tradisi ini diikuti oleh pemuda dan pemudi yang berumur 17 � 30 tahun dan belum menikah. Kata �Omed-Omedan� sendiri mempunyai arti �tarik-tarikan� dalam bahasa Bali.Dalam prosesinya, peserta akan dibagi menjadi dua kelompok yakni laki-laki dan perempuan. Dalam setiap kelompok ada satu orang yang digendong ke atas, yang kemudian mereka akan digiring agar dapat saling bertemu dan berhadapan. Saat sudah berhadapan, peserta yang diangkat tadi akan berpelukan atau berciuman sembari disirami air oleh peserta lainnya.
2. Ngarot, Indramayu
Saat musim panen tiba, para gadis dan jejaka di Indramayu akan diarak di desa tersebut. Sebuah tradisi yang digelar oleh para petani ini dimanfaatkan para anak muda di sana untuk mencari jodoh. Biasanya para gadis akan memakai hiasan bunga di kepalanya.Ada sebuah kepercayaan yang dapat dilihat dari hiasan bunga tadi. Jika bunga tersebut tampak layu, itu tandanya gadis tersebut sudah tidak perawan lagi. Tradisi ini sebenarnya sebuah acara syukuran para petani menjelang dimulai masa panen. Para gadis dan jejaka dilibatkan di sini bertujuan agar mereka bisa meneruskan budaya agraris dari para generasi sebelumnya.
3. Gredoan, Banyuwangi
Di Banyuwangi juga terdapat sebuah tradisi yang dilakukan untuk mencari jodoh, Gredoan. Jika tradisi Omed-Omedan terkesan sedikit liar, kalau tradisi Gredoan dilakukan dengan sangat sopan. Para pria dewasa yang belum menikah akan mendatangi langsung rumah sang wanita incarannya untuk berkenalan.Tradisi yang dilaksanakan setiap malam peringatan maulid nabi ini, sudah dilakukan secara turun-temurun dan masih dipertahankan hingga saat ini. Biasanya saat malam itu, akan diramaikan oleh pawai yang keliling desa. Gredoan artinya adalah menggoda, ya para pria menggoda wanita incarannya dengan cara yang sopan tentunya.
4. Jaringan, Indramayu
Di Indramayu, ada sebuah pasar yang dinamakan �Pasar Jodoh�. Para pria dan wanita akan berkumpul untuk mencari pasangan hidup. Dalam tradisi yang bernama tradisi �Jaringan� ini para pria akan menggunakan sarung untuk mendapatkan wanita yang ia suka.Mereka akan berbaur, berkenalan bahkan sang pria boleh langsung melamar seorang wanita jika memang sudah merasa cocok. Namun ada juga yang setelah berkenalan, sang pria akan mengajak wanita jalan-jalan ataupun makan bersama. Setelah itu, sang wanita akan diantar pulang kemudian dilamar untuk dijadikan tunangan.
5. Barempuk, Sumbawa
Dalam tradisi yang satu ini, terdapat sebuah adegan kekerasan yang dilakukan oleh sesama lelaki. Para pria di Sumbawa akan saling pukul untuk adu kekuatan. Hal ini dilakukan guna menarik perhatian sang wanita idamannya dan berlangsung selama 3 ronde.Karena mengandung nilai kekerasan, tradisi Barempuk sempat dibekukan oleh pemerintah setempat. Karena sering terjadi perkelahian yang berkelanjutan setelah acara selesai. Namun saat ini, tradisi tersebut sudah mulai dijalankan lagi oleh masyarakat Sumbawa.
6 Kabuenga, Wakatobi
Di Wakatobi juga ada tradisi yang dijadikan ajang untuk mencari jodoh, yakni Kabuenga. Dalam tradisi ini, para wanita akan berkumpul di sebuah lapangan terbuka dan menjual makanan ataupun minuman. Para pria yang belum menikah diminta untuk turut hadir.Saat tradisi ini berlangsung, para pria boleh membeli makanan atau minuman yang dijual oleh salah satu wanita. Mulai dari itu, diharapkan keduanya dapat saling mengenal satu sama lain dan dapat melanjutkan hubungan ke pelaminan. Selama acara berlangsung, tradisi Kabuenga diiringi oleh musik tradisional.
7. Kamomose, Buton
Di Buton ada sebuah tradisi di mana seorang pemuda lajang akan melempari wanita dengan kacang. Para wanita yang sudah siap menikah, akan berbaris dengan rapi sambil memegang sebuah wadah untuk menampung kacang yang dilempari para pria kepadanya.Para pria yang hadir dalam acara ini akan berputar mengelilingi barisan para wanita tadi sambil melempar kacang ke arah wanita incarannya. Tradisi yang bernama Kamomose ini dilakukan sebagai ajang perkenalan para pemuda dan pemudi. Setelah itu, mereka bisa memilih untuk melanjutkan ke perkenalan selanjutnya atau tidak.
Jadi itulah readers, keunikan cara mencari jodoh yang ada di Indonesia. Ini merupakan tradisi-tradisi yang telah dipertahankan secara turun-temurun. Kamu yang masih sendiri dan ingin segera mendapatkan pasangan, tertarikkah untuk mencoba mengikuti salah satu tradisi yang di atas tadi readers?
(sumber)
0 komentar:
Posting Komentar