Cobaan masih membayangi jutaan jemaah haji yang sedang menunaikan ibadah suci mereka. Setelah jatuhnya katrol bermuatan 1.000 ton di Masjidil Haram beberapa pekan lalu, kini tragedi berujung kematian kembali terjadi di Mina.
Bukan untuk pertama kalinya, namun tercatat sudah delapan kali tragedi mematikan terjadi di Mina. Tahun ini, sekitar tiga juta jemaah dari seluruh dunia berbondong-bondong berjalan di Mina untuk melakukan ritual setelah wukuf di Arafah.
Tragedi terinjak-injaknya jemaah di Mina, Arab Saudi, adalah bagian dari rangkaian ibadah haji terjadi pada saat para jemaah hendak melakukan ibadah melempar jumarat (batu) sebagai simbolis pengusiran setan ke Jumrah Aqobah.
Batu yang digunakan para jemaah diambil dari bukit Muzadlifah usai melakukan ibadah puncak haji yakni wukuf di Arafah. Jemaah kemudian meneruskan perjalanan ke Mina untuk melaksanakan ibadah melontar jumarat.
Mina adalah sebuah lembah di padang pasir yang terletak 5 kilometer sebelah timur kota Mekkah, Arab Saudi. Mina terletak di antara Mekkah dan Muzdalifah. Mina, mendapatkan julukan kota tenda, karena berisikan tenda-tenda untuk jutaan jemaah haji seluruh dunia.
Adapun urutan haji yang perlu diketahui adalah sebagai berikut:
- Sebelum 8 Dzulhijjah (sistem penanggalan dalam kalender Islam), umat Islam dari seluruh dunia mulai berbondong untuk melaksanakan Tawaf Haji di Masjid Al Haram, Makkah.
- 8 Dzulhijjah, jemaah haji bermalam di Mina. Pada pagi 8 Zulhijah, semua umat Islam memakai pakaian Ihram (dua lembar kain tanpa jahitan sebagai pakaian haji), kemudian berniat haji, dan membaca bacaan Talbiyah. Jemaah kemudian berangkat menuju Mina, sehingga malam harinya semua jemaah haji harus bermalam di Mina.
- 9 Dzulhijjah, pagi harinya semua jemaah haji pergi ke Arafah. Kemudian jemaah melaksanakan ibadah Wukuf, yaitu berdiam diri dan berdoa di padang luas ini hingga Maghrib datang. Ketika malam datang, jemaah segera menuju dan bermalam di Muzdalifah. Di waktu inilah biasanya menjadi patokan bagi umat muslim dunia lainnya merayakan Hari Raya Iduladha.
- 10 Dzulhijjah, setelah pagi di Muzdalifah, jemaah segera menuju Mina untuk melaksanakan ibadah Jumrah Aqabah, yaitu melempar batu sebanyak tujuh kali ke tugu pertama sebagai simbolisasi mengusir setan. Setelah mencukur rambut atau sebagian rambut, jemaah bisa Tawaf Haji (menyelesaikan Haji), atau bermalam di Mina dan melaksanakan jumrah sambungan (Ula dan Wustha).
- 11 Dzulhijjah, melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
- 12 Dzulhijjah , melempar jumrah sambungan (Ula) di tugu pertama, tugu kedua, dan tugu ketiga.
- Sebelum pulang ke negara masing-masing, jemaah melaksanakan Thawaf Wada' (thawaf perpisahan).
- Untuk menghindari penumpukan jemaah, Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) sudah membagi pemberangkatan jemaah dari pemondokan ke Arafah menjadi tiga tahap, yaitu pukul 08.00, 12.00 dan 16.00 Waktu Arab Saudi (WAS).
Sementara untuk tanggal 11 dan 12 Dzulhijjah, jemaah haji Indonesia sudah diimbau untuk tidak melontar jumarat mulai pukul 13.00-16.00.
Wakil Duta Besar RI untuk Arab Saudi, Sunarko, menginformasikan bahwa saat ini belum ditemukan warga negara Indonesia yang menjadi korban dalam musibah yang terjadi di Mina, Arab Saudi. Sunarko juga menjelaskan bahwa lokasi terjadinya musibah bukan jalur biasa yang dilalui jemaah asal Indonesia.
"Ini bukan merupakan jalur yang digunakan oleh jemaah asal Indonesia untuk menuju lontar jumrah," ujar Sunarko melalui keterangan yang disampaikan Direktorat Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, seperti yang dilansir Kompas.com.
Berikut ini adalah laporan reporter Al Jazeera, Basma Atassi, tentang proses ibadah haji yang berlangsung, langsung dari Mekkah, Arab Saudi.
(sumber)
0 komentar:
Posting Komentar