Menjadi seorang hafidz atau penghafal Al-Qur�an adalah sebuah prestasi yang tak hanya akan membuat bangga di dunia, namun juga di akhirat kelak. Kebanggaan tak biasa karena kebanggaan ini menyangkut sebuah keberkahan hidup di dunia dan akhirat. Apalagi bagi seorang hafidz, dia akan mampu menjadikan kedua orangtuanya mendapat kemuliaan dan mahkota di Surga dari Allah kelak, tentu bisa disebut bahwa itulah sebuah bakti luar biasa anak kepada kedua orangtuanya.
Nah, biasanya memang orang-orang normal lah yang memiliki kesempatan maksimal menghafal Al-Qur�an. Karena selain mereka tak memiliki keterbatasan gerak, juga waktunya bisa mereka manfaatkan dengan baik, karena tidak terhalang kondisi fisik yang mungkin bisa mengganggu aktivitas mereka.
Namun, kisah beberapa orang ini sungguh luar biasa dan akan membuat kita terharu. Karena ternyata keterbatasan fisik tak membuat seseorang patah semangat dalam menghafalkan Al-Qur�an. Tentu juga bisa membuat kita tertampar, karena kadang orang normal yang tak ada keterbatasan fisik seperti kita masih malas dalam menghafalkan Al-Qur�an.
Namun, kekurangan fisik tersebut tak pernah membuat Mu�adz kecil minder dalam pergaulannya. Dia semakin semangat dalam mengejar ilmu agama, termasuk ingin menjadi hafidz Al-Qur�an. Mu�adz belajar pada gurunya yang dia sebut Syaikh, sepekan tiga kali. Dengan semangat tinggi dalam keterbatasan, dia belajar sedikit demi sedikit demi bisa menjadi seorang hafidz. Tentu saja dia kesulitan sekali karena tak mampu membaca huruf-huruf Al-Qur�an yang akan dihafalkannya tersebut. Namun hal tersebut tak menyurutkan cita-citanya untuk menjadi seorang hafidz. Dan tak lupa Mu�adz selalu berdoa kepada Allah, meminta kemudahan kepadaNya dalam proses menghafal Al-Qur�an.
Saat diwawancarai dalam sebuah siaran televisi, Mu�adz berkata bahwa dia tak meminta pada Allah untuk memberinya penglihatan, namun dia meminta kepada Allah sesuatu yang lebih indah dari penglihatan. Yaitu, dia bisa mendapatkan kemudahan atau bebas dari hisab saat di akhirat nanti. Mashaa Allah.
Namun kesulitan itu tak membuatnya patah semangat dalam mengejar surga Allah SWT. Dia begitu tekun dan semangat dalam keterbatasannya tersebut, untuk belajar dan terus belajar agar bisa menjadi seorang Hafidz Qur�an. Apalagi kondisi di Palestina yang sedang konflik dengan Israel. Namun lagi-lagi lingkungan yang tak mendukung justru menjadi penambah semangatnya dalam mengejar surga Allah dengan menjadi seorang hafidz.
Cerebral Palsy sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan tak mampunya si penderita dalam mengontrol pergerakan anggota tubuhnya, melingkupi pergerakan otot dan syaraf-syaraf tubuhnya. Tentu Fajar akan mengalami kesulitan pula dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Namun Fajar yakin, dengan dia menjadi penghafal Al-Qur�an, maka Allah pasti akan memberikannya jalan kemudahan dalam hidup dan kesembuhan.
Tentu keterbatasan mental dan fisik tersebut akan membuatnya kesulitan tak hanya dalam berinteraksi dengan orang lain, namun juga untuk belajar, apalagi menghafal Al-Qur�an. Namun Amir membuktikan bahwa semangat dalam mengejar surga akan selalu Allah berikan kemudahan. Buktinya, Amir mampu menjadi Al-Hafidz Al-Qur�an. Mashaa Allah. Itulah keempat anak istimewa, yang memiliki keterbatasan fisik namun tak membuatnya kehilangan semangat dalam mengejar ilmu dan surga Allah. Semoga bisa menjadi pelajaran luar biasa bagi kita yang alhamdulillaah dikaruniai fisik normal dan sehat, dengan fasilitas lengkap dan waktu yang cukup, untuk semangat menjadi hafidz Al-Qur�an. Aamiin.
(sumber)
Nah, biasanya memang orang-orang normal lah yang memiliki kesempatan maksimal menghafal Al-Qur�an. Karena selain mereka tak memiliki keterbatasan gerak, juga waktunya bisa mereka manfaatkan dengan baik, karena tidak terhalang kondisi fisik yang mungkin bisa mengganggu aktivitas mereka.
Namun, kisah beberapa orang ini sungguh luar biasa dan akan membuat kita terharu. Karena ternyata keterbatasan fisik tak membuat seseorang patah semangat dalam menghafalkan Al-Qur�an. Tentu juga bisa membuat kita tertampar, karena kadang orang normal yang tak ada keterbatasan fisik seperti kita masih malas dalam menghafalkan Al-Qur�an.
1. Mu�adz
Namanya Mu�adz. Usianya baru 11 tahun dan sudah bisa hafal 30 juz Al-Qur�an. Siapa sangka anak sekecil itu ternyata mengalami kekurangan fisik pada dirinya. Mu�adz tidak bisa melihat alias buta, hal tersebut dia alami sejak lahir. Praktis, Mu�adz tak pernah dapat melihat indahnya dunia atau wajah-wajah orang terkasih di sekelilingnya, sejak dilahirkan ke dunia.Namun, kekurangan fisik tersebut tak pernah membuat Mu�adz kecil minder dalam pergaulannya. Dia semakin semangat dalam mengejar ilmu agama, termasuk ingin menjadi hafidz Al-Qur�an. Mu�adz belajar pada gurunya yang dia sebut Syaikh, sepekan tiga kali. Dengan semangat tinggi dalam keterbatasan, dia belajar sedikit demi sedikit demi bisa menjadi seorang hafidz. Tentu saja dia kesulitan sekali karena tak mampu membaca huruf-huruf Al-Qur�an yang akan dihafalkannya tersebut. Namun hal tersebut tak menyurutkan cita-citanya untuk menjadi seorang hafidz. Dan tak lupa Mu�adz selalu berdoa kepada Allah, meminta kemudahan kepadaNya dalam proses menghafal Al-Qur�an.
Saat diwawancarai dalam sebuah siaran televisi, Mu�adz berkata bahwa dia tak meminta pada Allah untuk memberinya penglihatan, namun dia meminta kepada Allah sesuatu yang lebih indah dari penglihatan. Yaitu, dia bisa mendapatkan kemudahan atau bebas dari hisab saat di akhirat nanti. Mashaa Allah.
2. Yusuf
Yusuf namanya. Pemuda yang berasal dari Palestina ini sungguh luar biasa dan istimewa karena dia adalah seorang hafidz, atau seorang pemuda yang hafal Al-Qur�an 30 juz. Yang membuat istmewa adalah, selain dia hafal 30 juz Al-Qur�an, dia juga adalah seorang pemuda cacat yang tak memiliki tangan dan kesulitan beraktivitas, sehingga harus dibantu dengan kursi roda.Namun kesulitan itu tak membuatnya patah semangat dalam mengejar surga Allah SWT. Dia begitu tekun dan semangat dalam keterbatasannya tersebut, untuk belajar dan terus belajar agar bisa menjadi seorang Hafidz Qur�an. Apalagi kondisi di Palestina yang sedang konflik dengan Israel. Namun lagi-lagi lingkungan yang tak mendukung justru menjadi penambah semangatnya dalam mengejar surga Allah dengan menjadi seorang hafidz.
3. Fajar
Nama anak Indonesia yang membanggakan ini adalah Fajar. Anak kecil yang mengalami kondisi terserang penyakit CP (Cerebral Palsy) ini, adalah seorang hafidz Al-Qur�an. Pada usianya yang baru 12 tahun ini, dia telah berhasil mengkhatamkan hafalannya sampai 30 juz. Kesulitan dan kekurangan fisik tak membuatnya patah semangat dalam menghafalkan Al-Qur�an dan menjadi seorang hafidz.Cerebral Palsy sendiri adalah penyakit yang ditandai dengan tak mampunya si penderita dalam mengontrol pergerakan anggota tubuhnya, melingkupi pergerakan otot dan syaraf-syaraf tubuhnya. Tentu Fajar akan mengalami kesulitan pula dalam berinteraksi dengan teman-temannya. Namun Fajar yakin, dengan dia menjadi penghafal Al-Qur�an, maka Allah pasti akan memberikannya jalan kemudahan dalam hidup dan kesembuhan.
4. Amir
Namanya Amir.Ia telah mampu mengkhatamkan hafalan 30 juz Al-qur�an pada usia yang masih sangat muda, yaitu sekitar 11 tahun. Yang lebih uniknya lagi, sehingga menjadi sebuah hal luar biasa dan istimewa, Amir adalah sosok anak kecil yang menderita autis.Tentu keterbatasan mental dan fisik tersebut akan membuatnya kesulitan tak hanya dalam berinteraksi dengan orang lain, namun juga untuk belajar, apalagi menghafal Al-Qur�an. Namun Amir membuktikan bahwa semangat dalam mengejar surga akan selalu Allah berikan kemudahan. Buktinya, Amir mampu menjadi Al-Hafidz Al-Qur�an. Mashaa Allah. Itulah keempat anak istimewa, yang memiliki keterbatasan fisik namun tak membuatnya kehilangan semangat dalam mengejar ilmu dan surga Allah. Semoga bisa menjadi pelajaran luar biasa bagi kita yang alhamdulillaah dikaruniai fisik normal dan sehat, dengan fasilitas lengkap dan waktu yang cukup, untuk semangat menjadi hafidz Al-Qur�an. Aamiin.
(sumber)
0 komentar:
Posting Komentar