Kita punya banyak banyak pilihan dalam hidup. Tapi begitu sulit dalam memilih dan memperjuangkan apa yang kita pilih untuk kehidupan yang lebih baik. Terkadang muncul keraguan sebelum mengambil keputusan apakah yang kita pilih adalah pilihan yang benar untuk ke depannya.
Nah, kalau kamu juga sekarang lagi galau karena sudah menyelesaikan studi jenjang Strata 1 dan bingung memilih langkah selanjutnya apakah mau melanjutkan ke Strata 2 atau terjun ke dunia kerja, bisa memahami beberapa hal berikut ini. Tentunya setiap orang memiliki pandangan masing-masing. Kamu pilih yang mana?
Ada beberapa orang yang memilih untuk langsung terjun ke dunia kerja karena dirasa sudah cukup percaya diri menerapkan keilmuan yang selama ini telah didapat di jenjang S1. Mereka berpikir jika S1 sudah cukup baik untuk mencari kerja, tidak ada prioritas untuk lanjut ke jenjang S2.
Namun dilihat dari segi umur, beberapa lebih memilih untuk melanjutkan ke jenjang S2 karena merasa otak masih cukup segar untuk terus menimba ilmu. Kalau kelamaan nanti malas katanya. Ditambah lagi teman-teman dekat yang juga masih asyik untuk berada di lingkungan akademis. Tentunya sayang banget kalau harus berpisah dan hidup sendiri-sendiri. Jadi selama urusan finansial bukan masalah krusial, S2 adalah pilihan tepat.
Bagi mereka yang ingin langsung terjun ke dunia kerja juga berpikiran tentang mencari pengalaman kerja. Ditambah lagi beberapa perusahaan besar yang dituju memiliki syarat pengalaman kerja minimal dua tahun untuk profesi tertentu. Tentunya ini adalah pilihan yang tepat untuk jenjang karir dan masa depan yang lebih cerah. Fresh Graduate adalah posisi dimana pengalaman dan jaringan bisnis jadi target pencapaian. Jarang sekali lulusan anyar menempati posisi yang cukup mapan di sebuah perusahaan dengan pengalaman yang minim, kecuali benar-benar memiliki kemampuan luar biasa di masa kuliah dulu.
Tapi ada yang ingin langsung mendapatkan posisi kerja yang baik dengan memanfaatkan kemampuan akademis yang lebih tinggi yaitu s2. Banyak profesi yang mensyaratkan minimal pendidikan akademis S2 seperti dosen atau ahli hukum. Sehingga mereka mengutamakan mengambil S2 dengan rencana menekuni sebuah profesi yang cukup menjanjikan untuk masa depan.
Ada banyak universitas di Indonesia yang mencetak lulusan S1 setiap tahunnya dengan berbagai jurusan ilmu terapan. Sehingga jika dihitung ada jutaan lulusan S1 yang bersaing di dunia kerja dalam waktu yang bersamaan. Ditambah lagi daya serap lapangan kerja yang minim membuatnya menjadi tidak seimbang akhirnya muncul banyak pengangguran.
Hal ini juga yang menjadi pertimbangan para pemilih S2. Jenjang S2 yang masih dikatakan sedikit membuat peluang dalam mencari pekerjaan menjadi lebih luas. Setidaknya mereka punya satu kelebihan akademis yang secara langsung bisa mengalahkan para pencari kerja S1. Tentu menjadi bahan pertimbangan para perusahaan untuk merekrut. Ditambah lagi para lulusan S2 diklaim memiliki kedewasaan dalam bersikap dan kematangan dalam berpikir sehingga tepat menempati posisi yang baik di dalam perusahaan.
Namun demikian para lulusan S1 yang langsung mencari kerja memiliki pemikiran yang lain, lulus S2 juga tidak terlalu menjamin masa depan yang cerah. Pengangguran pun banyak menghantui para lulusan S2 sehingga jenjang akademis tidak terlalu berarti dalam dunia kerja. Yang terpenting pengalaman kerja dan etos kerja yang tinggi. Dengan keuletan dan semangat untuk terus belajar, tentunya juga bisa mempengaruhi karir di dunia kerja. Ditambah lagi mereka sudah mencuri start bekerja dibanding lulusan S2. Jadi tidak ada yang menjamin S2 juga mendapatkan pekerjaan yang mapan.
Setiap orang memiliki mimpi dan cita-cita sendiri untuk kehidupannya. Beberapa orang yang memilih untuk terjun langsung bekerja biasanya memiliki orientasi terhadap pendapatan finansial yang harus segera terpenuhi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, bisa jadi dari diri sendiri yang berambisi bisa mapan secara ekonomi, tekanan keluarga, atau hal lain yang lebih spesifik. Ini membuat pemikiran mereka menjurus kepada jenjang karir dan kehidupan mapan seperti banyak orang. Sekolah tidak usah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya mencari uang untuk kebutuhan hidup. Bukankah kuliah adalah persiapan para individu untuk siap bekerja?
Sedangkan orang yang melanjutkan ke S2 biasanya memiliki cita-cita untuk menjadi manusia intelektual dan bisa menempati posisi sebagai produsen ilmu pengetahuan di masyarakat. Orang seperti ini tidak melulu memikirkan uang dan posisi kerja yang mapan di dunia profesional. Para lulusan S2 disiapkan untuk membuat sebuah rumusan baru terhadap kehidupan masyarakat. Tentunya hasil skripsi dengan hasil tesis berbeda jauh secara pengerjaan dan sikap pemikiran.
Itu dia beberapa pemikiran yang bikin resah para lulusan S1 dalam mempertimbangkan pilihan masa depannya. Buat kamu yang juga sedang berada di posisi yang sama mungkin bisa mengutarakan pendapatnya atau sesuai dengan pemikiran di atas. Apapun pilihannya, hal paling penting adalah melakukannya tanpa paksaan dan memang menjadi tujuan hidup. Perencanaan hidup yang matang ke depan juga berpengaruh pada pilihan saat ini. Persiapkan apa yang akan kamu perjuangkan lima tahun lagi. Karir kerja yang mapan atau praktisi intelektual di masyarakat.
(sumber)
Nah, kalau kamu juga sekarang lagi galau karena sudah menyelesaikan studi jenjang Strata 1 dan bingung memilih langkah selanjutnya apakah mau melanjutkan ke Strata 2 atau terjun ke dunia kerja, bisa memahami beberapa hal berikut ini. Tentunya setiap orang memiliki pandangan masing-masing. Kamu pilih yang mana?
Menerapkan ilmu yang sudah didapat vs melanjutkan menimba ilmu
Ada beberapa orang yang memilih untuk langsung terjun ke dunia kerja karena dirasa sudah cukup percaya diri menerapkan keilmuan yang selama ini telah didapat di jenjang S1. Mereka berpikir jika S1 sudah cukup baik untuk mencari kerja, tidak ada prioritas untuk lanjut ke jenjang S2.
Namun dilihat dari segi umur, beberapa lebih memilih untuk melanjutkan ke jenjang S2 karena merasa otak masih cukup segar untuk terus menimba ilmu. Kalau kelamaan nanti malas katanya. Ditambah lagi teman-teman dekat yang juga masih asyik untuk berada di lingkungan akademis. Tentunya sayang banget kalau harus berpisah dan hidup sendiri-sendiri. Jadi selama urusan finansial bukan masalah krusial, S2 adalah pilihan tepat.
Punya pengalaman kerja vs kaya pengalaman akademis
Bagi mereka yang ingin langsung terjun ke dunia kerja juga berpikiran tentang mencari pengalaman kerja. Ditambah lagi beberapa perusahaan besar yang dituju memiliki syarat pengalaman kerja minimal dua tahun untuk profesi tertentu. Tentunya ini adalah pilihan yang tepat untuk jenjang karir dan masa depan yang lebih cerah. Fresh Graduate adalah posisi dimana pengalaman dan jaringan bisnis jadi target pencapaian. Jarang sekali lulusan anyar menempati posisi yang cukup mapan di sebuah perusahaan dengan pengalaman yang minim, kecuali benar-benar memiliki kemampuan luar biasa di masa kuliah dulu.
Tapi ada yang ingin langsung mendapatkan posisi kerja yang baik dengan memanfaatkan kemampuan akademis yang lebih tinggi yaitu s2. Banyak profesi yang mensyaratkan minimal pendidikan akademis S2 seperti dosen atau ahli hukum. Sehingga mereka mengutamakan mengambil S2 dengan rencana menekuni sebuah profesi yang cukup menjanjikan untuk masa depan.
Belum tentu dapet kerjaan mapan vs belum tentu sukses setelah lulus S2
Ada banyak universitas di Indonesia yang mencetak lulusan S1 setiap tahunnya dengan berbagai jurusan ilmu terapan. Sehingga jika dihitung ada jutaan lulusan S1 yang bersaing di dunia kerja dalam waktu yang bersamaan. Ditambah lagi daya serap lapangan kerja yang minim membuatnya menjadi tidak seimbang akhirnya muncul banyak pengangguran.
Hal ini juga yang menjadi pertimbangan para pemilih S2. Jenjang S2 yang masih dikatakan sedikit membuat peluang dalam mencari pekerjaan menjadi lebih luas. Setidaknya mereka punya satu kelebihan akademis yang secara langsung bisa mengalahkan para pencari kerja S1. Tentu menjadi bahan pertimbangan para perusahaan untuk merekrut. Ditambah lagi para lulusan S2 diklaim memiliki kedewasaan dalam bersikap dan kematangan dalam berpikir sehingga tepat menempati posisi yang baik di dalam perusahaan.
Namun demikian para lulusan S1 yang langsung mencari kerja memiliki pemikiran yang lain, lulus S2 juga tidak terlalu menjamin masa depan yang cerah. Pengangguran pun banyak menghantui para lulusan S2 sehingga jenjang akademis tidak terlalu berarti dalam dunia kerja. Yang terpenting pengalaman kerja dan etos kerja yang tinggi. Dengan keuletan dan semangat untuk terus belajar, tentunya juga bisa mempengaruhi karir di dunia kerja. Ditambah lagi mereka sudah mencuri start bekerja dibanding lulusan S2. Jadi tidak ada yang menjamin S2 juga mendapatkan pekerjaan yang mapan.
Money oriented vs intellectual oriented
Setiap orang memiliki mimpi dan cita-cita sendiri untuk kehidupannya. Beberapa orang yang memilih untuk terjun langsung bekerja biasanya memiliki orientasi terhadap pendapatan finansial yang harus segera terpenuhi. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, bisa jadi dari diri sendiri yang berambisi bisa mapan secara ekonomi, tekanan keluarga, atau hal lain yang lebih spesifik. Ini membuat pemikiran mereka menjurus kepada jenjang karir dan kehidupan mapan seperti banyak orang. Sekolah tidak usah tinggi-tinggi, ujung-ujungnya mencari uang untuk kebutuhan hidup. Bukankah kuliah adalah persiapan para individu untuk siap bekerja?
Sedangkan orang yang melanjutkan ke S2 biasanya memiliki cita-cita untuk menjadi manusia intelektual dan bisa menempati posisi sebagai produsen ilmu pengetahuan di masyarakat. Orang seperti ini tidak melulu memikirkan uang dan posisi kerja yang mapan di dunia profesional. Para lulusan S2 disiapkan untuk membuat sebuah rumusan baru terhadap kehidupan masyarakat. Tentunya hasil skripsi dengan hasil tesis berbeda jauh secara pengerjaan dan sikap pemikiran.
Itu dia beberapa pemikiran yang bikin resah para lulusan S1 dalam mempertimbangkan pilihan masa depannya. Buat kamu yang juga sedang berada di posisi yang sama mungkin bisa mengutarakan pendapatnya atau sesuai dengan pemikiran di atas. Apapun pilihannya, hal paling penting adalah melakukannya tanpa paksaan dan memang menjadi tujuan hidup. Perencanaan hidup yang matang ke depan juga berpengaruh pada pilihan saat ini. Persiapkan apa yang akan kamu perjuangkan lima tahun lagi. Karir kerja yang mapan atau praktisi intelektual di masyarakat.
(sumber)
0 komentar:
Posting Komentar