Bocah perokok berat di Semarang, Jawa Tengah, sudah kecanduan sejak setahun lalu. Kebiasaan buruknya itu sebenarnya bermula dari perilaku ibunya, Sri Lestari yang juga seorang perokok berat sejak berusia belasan tahun. Apalagi dia juga sering diiming-imingi dengan rokok jika rewel. Tidak heran jika bocah berinisial �N� itu pun menjadi perokok berat, bahkan pernah sampai �sakau�.
Menurut warga Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, di mana �N� itu tinggal bersama ibu dan neneknya, dia sering mengalami �sakau� setelah merokok di perempatan lampu merah di sekitar kawasan tersebut. Suatu ketika, seperti dilansir Okezone, dia tiba-tiba berjalan terhuyung ke belakang di emperan sebuah toko dekat lampu merah Jalan Gajah Raya, Semarang.
Tubuh kecilnya bergerak gontai dengan jari-jari yang kaku mengepal. Tidak lama kemudian, tubuhnya itu pun jatuh tergeletak dengan sebatang rokok terselip di antara jari-jarinya. Sebagian orang yang lewat di sana, langsung berhenti ingin memberikan pertolongan. Namun, ketika sudah sadar, bocah perokok itu malah meminta sebatang rokok untuk memulihkan kesadarannya.
Selain karena ibunya, kebiasaan buruk �N� itu juga semakin menjadi-jadi, karena selalu mendapat rokok dengan cara membelinya dengan uang pemberian dari orang-orang yang kasihan padanya. Dia pun kerap mangkal di perempatan lampu merah atau emperan toko. Sedang orangtuanya bekerja sebagai pemulung sampah dan barang bekas, yang sangat jarang mengawasinya.
�Kalau diberi uang, pasti digunakannya membeli rokok. Diberi makanan, di malah tidak mau,� ujar salah seorang warga bernama Aji Nata.
Menurut warga Kelurahan Pandean Lamper, Kecamatan Gayamsari, di mana �N� itu tinggal bersama ibu dan neneknya, dia sering mengalami �sakau� setelah merokok di perempatan lampu merah di sekitar kawasan tersebut. Suatu ketika, seperti dilansir Okezone, dia tiba-tiba berjalan terhuyung ke belakang di emperan sebuah toko dekat lampu merah Jalan Gajah Raya, Semarang.
Tubuh kecilnya bergerak gontai dengan jari-jari yang kaku mengepal. Tidak lama kemudian, tubuhnya itu pun jatuh tergeletak dengan sebatang rokok terselip di antara jari-jarinya. Sebagian orang yang lewat di sana, langsung berhenti ingin memberikan pertolongan. Namun, ketika sudah sadar, bocah perokok itu malah meminta sebatang rokok untuk memulihkan kesadarannya.
Selain karena ibunya, kebiasaan buruk �N� itu juga semakin menjadi-jadi, karena selalu mendapat rokok dengan cara membelinya dengan uang pemberian dari orang-orang yang kasihan padanya. Dia pun kerap mangkal di perempatan lampu merah atau emperan toko. Sedang orangtuanya bekerja sebagai pemulung sampah dan barang bekas, yang sangat jarang mengawasinya.
�Kalau diberi uang, pasti digunakannya membeli rokok. Diberi makanan, di malah tidak mau,� ujar salah seorang warga bernama Aji Nata.
(sumber)
0 komentar:
Posting Komentar